February 8, 2013 at 12:41am8 Februari 2013
00.50 WIB
Singkat. Hanya itu yg ada di otakku jika harus mengingat kata
"kita". Bertahan dalam status yg, well, sangat absurd dengan waktu
singkat, sangat singkat. Mungkin hanya beberapa minggu. Tidak lebih lama
dari diriku dengan-"nya" selama 2 tahun tapi entah bagaimana, "kita"
terasa jauh lebih berarti daripada itu.
Dulu ada seseorang yg mengatakan bahwa semakin lama kita berhubungan
dg seseorang, akan ada semakin banyak kenangan yg tidak bisa dilupakan
dan kita akan semakin mencintainya. Bullshit itu semua. Karena seakan,
dalam hubungan yg singkat itu, aku dan dia sudah menjelajahi tiap sudut
kota ini. Setiap nafas, setiap tempat, selalu membawaku pada ingatan
tentang kami. Dan aku lupa, saat mengukir kenangan dengannya, aku tak
punya kemampuan untuk mengembalikan itu padanya.
Aku benci kalau dia jauh. Tapi aku lebih benci saat dia kembali.
Karena ketidakpeduliannya, karena kediamannya akan segala hal. Rasa?
Jujur, sampai sekarang, aku pun nggak tau apa yg salah dari hubungan
kami. Apakah aku yg terlalu cinta? Dia dg segalanya? Atau hubungan ini
memang salah dari awal? Aku nggak tau. Sama halnya aku nggak tau sampai
kapan aku bisa berhenti membenci ini semua. Aku juga nggak tau kenapa
nggak bisa berhenti memikirkan dia meski aku tau itu nggak akan
menyenangkan. Mungkin dia sudah bahagia, mungkin dia tidak peduli lagi.
Tapi sayangnya, aku masih peduli meski aku sudah bahagia hidup tanpa
dia. Seakan-akan meski aku sudah membuangnya jauh-jauh, tiap jejakku
hanya akan mengarah ke dia.
Aku takut, ketakutanku semakin nyata. Sebentar lagi dia akan pergi.
Perih saat aku menatap punggungnya menjauh, mungkin akan berkali lipat
sakitnya nanti karena ia tetap harus pergi. Anyway, aku tetap
mengharapkan yg terbaik untuk dirinya meski kata "kita" udah gak lagi
ada. Good luck for you.
Night =)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar